Monday, 16 February 2009

hutan karet

hawe setiawan

di sisi jalan tepi kota
tapal batas mengelupas
lurus rapat pepohon para
beratus lorong ke kaki langit

pohon-pohon itu dilukai
dilecut matahari ditampar angin
berkali-kali
ceking melengkung punggung
merapuh sebelum rubuh

getah getih meleleh putih
menyusuri tapak golok
detik-detik menitik
sesabar mangkok

2004

3 comments:

  1. Pak... suka berpuisi juga ya????

    he......

    ReplyDelete
  2. Terima kasih telah membaca puisi saya. Ya, belakangan saya suka berlatih menulis puisi. Hasilnya belum banya. Satu-dua judul pernah dipublikasikan lewat media cetak.

    ReplyDelete